Kamis, 02 Mei 2013

Beranda » Vaksin Telat, Peternak Itik Sudah Rugi Rp 115 M

Vaksin Telat, Peternak Itik Sudah Rugi Rp 115 M

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade Meirizal Zulkarnaen menilai langkah pemerintah untuk mengedarkan vaksin flu itik pada 8 Mei mendatang terlalu terlambat. Semestinya, vaksin itu diedarkan sejak awal tahun lalu ketika virus merebak dan banyak menyebabkan kematian itik. 

"Sudah sejak lama kawan-kawan peternak itik tanya kapan vaksin bisa didistribusikan," kata Ade.

Ade mengatakan, akibat virus flu burung H5N1 clade 2.3.2 itu, peternak itik terlanjur telah mengalami kerugian hingga Rp 115 miliar. Angka kerugian ini dihitung dari jumlah itik yang mati dikalikan dengan rata-rata harga itik. "Data Himpuli yang mati ada 450 ribu ekor itik dengan harga rata-rata Rp 30 ribu per ekor," ujarnya.

Namun, peternak tetap menyambut baik janji pemerintah untuk mengedarkan 8 Mei mendatang. Menurutnya, produksi vaksin ini seharusnya disesuaikan dengan jumlah populasi itik yang mencapai 50 juta ekor. 

Ade menyarankan pemerintah mengedarkan vaksin baru itu ke daerah-daerah sentra itik seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat. "Vaksin ini bersifat preventif untuk menciptakan kekebalan tubuh pada itik sehingga tidak terkena di kemudian hari," ujarnya. 

Kementerian Pertanian sebelumnya menyatakan, vaksin virus flu burung (avian influenza/AI) H5N1 clade 2.3.2 siap diedarkan 8 Mei mendatang. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, untuk tahap awal akan diedarkan 4 juta dosis vaksin.

Vaksin akan diedarkan secara gratis kepada para peternak karena ditanggung oleh subsidi pemerintah. "Kami menemukan vaksin baru ini setelah melalui berbagai tahapan seperti shedding lab, shedding test, hingga proses pendaftaran," kata Syukur kepada wartawan, di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis 2 Mei 2013.

Syukur menjelaskan, vaksin untuk tahap pertama ini diproduksi oleh Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) dari lima produsen yang telah ditunjuk pemerintah. Kementerian Pertanian telah menunjuk empat perusahaan swasta dan satu milik pemerintah untuk memproduksi vaksin virus flu burung yang menyerang itik. Keempat perusahaan itu adalah PT Sagi Capri, PT Vaksindo Satwa Nusantara, PT Sanbio Laboratories, dan PT Medion, dan satu Pusvetma.

ROSALINA 


Topik Terhangat:

Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry | Caleg

Berita Terpopuler:

Ayu Azhari Sering Ketemu Ahmad Fathanah
Coboy Junior Diadukan ke Komisi Penyiaran 
Tiga Isu Negatif Terkait Akun @SBYudhoyono
Ayu Azhari: Saya Korban Janji Ahmad Fathanah


http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2013/05/02/brk,20130502-477459,id.html