Kamis, 09 Mei 2013

Beranda » PTS Kampanyekan Kuliah Nyaman di Yogya

PTS Kampanyekan Kuliah Nyaman di Yogya

TEMPO.CO, Yogyakarta - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) DIY akan mengundang 100 rektor Perguruan Tinggi Swasta untuk mengampanyekan daya tarik kuliah di Yogyakarta.  Ketua APTISI DIY, Kasiyarno, mengatakan organisasinya akan mengerahkan 100 rektor PTS berjalan bersama di Jalan Malioboro dan mengucapkan ikrar "Sumpah Istimewa Pendidikan Yogyakarta" pada Minggu, 19 Mei 2013. "Kami juga mengajak kepala sekolah di DIY, akademisi PTS dan senat mahasiswa PTS," kata Kasiyarno, Kamis 9 Mei 2013.

Kegiatan ini gara-gara mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur mendapat teror setelah terjadi tewasnya anggota Kopassus yang diduga dilakukan warga asal NTT di Yogyakarta pada Maret 2013. Kasus ini diikuti dengan pembantaian oleh belasan anggota Kopassus terhadap empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, yang merupakan warga NTT, tersangka kasus sebelumnya.  "Upaya ini merupakan tanggapan terhadap sejumlah peristiwa yang berpotensi membuat citra Yogyakarta sebagai kota pelajar menurun," ujar Kasiyarno.

Menurut dia, kasus penyerangan Lapas Cebongan dan sejumlah kerusuhan, kata dia membuat banyak anggapan mudah muncul bahwa kuliah di Yogyakarta tak nyaman lagi. "Semua yang peduli pada pendidikan di Yogyakarta harus menjaga martabat dan kualitas pendidikan di sini," ujar Rektor Universitas Ahmad Dahlan ini.

Kasiyarno mengatakan, berita yang mencitrakan situasi Yogyakarta tidak aman memang muncul tepat saat proses pendaftaran mahasiswa baru di banyak PTS mulai dibuka. Tapi, kata dia, dampak langsung berupa penurunan animo calon mahasiswa belum tampak. Dia memperkirakan hingga kini mahasiswa luar Jawa juga masih banyak yang belajar di Yogyakarta, yakni sekitar 40 persen. "Upaya APTISI menguatkan kampanye citra Yogyakarta sebagai kota tujuan kuliah merupakan tindakan pencegahan," katanya.

Ketua Panitia Jalan Santai bertajuk "Bangga Kuliah di Jogja" itu, Arif Kurniar Rakhman mengatakan kegiatan ini memerlukan kepedulian banyak pihak agar bersedia menjadi penyebar iklan mengenai daya tarik Yogyakarta untuk tujuan kuliah. "Banyak pihak harus bekerjasama menjadi marketing agar banyak orang tua di seluruh Indonesia masih bersemangat menguliahkan anaknya di Yogyakarta," ujar Arif.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM


http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2013/05/09/brk,20130509-479161,id.html