Senin, 06 Mei 2013

Beranda » Sentimen Regional Bakal Melemahkan IHSG

Sentimen Regional Bakal Melemahkan IHSG

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan melemah akibat pengaruh sejumlah sentimen regional. Analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, menyarankan pelaku pasar untuk membeli saham-saham berfundamen baik serta berorientasi domestik. "IHSG diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah," kata dia kepada Tempo.

Purwoko memperkirakan IHSG akan bergerak terkonsolidasi dengan kecenderungan melemah di kisaran 4.940 hingga 5.020. Investor harus mewaspadai peluang koreksi setelah Badan Pusat Statistik mengumumkan melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2013. Pada periode tersebut, produk domestik bruto nasional hanya tumbuh 6,02 persen, lebih rendah dibandingkan musim yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,11 persen.

Selain itu lembaga pemeringkat Moody's, mengatakan peringkat kredit Indonesia berpotensi negatif karena pengurangan subsidi bahan bakar minya gagal dilakukan. Moody's rupanya akan menyusul Standard & Poor sebelumnya telah memangkas outlook ekonomi Indonesia dari positif ke stabil. "Ditundanya pengurangan subsidi bahan bakar berdampak terhadap defisit transaksi berjalan serta menambah tekanan terhadap rupiah dan inflasi," kata Purwoko.

Pada perdagangan Senin 6 Mei 2013, IHSG ditutup melesat 66,38 poin (1,35 persen) ke level 4.991,87. Indeks saham akhirnya kembali mendekati level 5.000 setelah mengalami koreksi tajam dua hari berturut-turut. Positifnya bursa regional mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap saham-saham unggulan dan berkapitalisasi besar.

Purwoko mengatakan keberhasilan indeks Dow Jones mencatat rekor tertinggi akhir pekan lalu menjadi katalis di bursa saham Indonesia. Kenaikan Dow Jones dipicu oleh membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. Tenaga kerja sektor pertanian di AS bulan April bertambah 165 ribu orang. Meski data manufaktur turun ke level 53,1 dibanding bulan sebelumnya, tingkat pengangguran berhasil ditekan dari 7,6 persen ke 7,5 persen.

M. AZHAR


http://www.tempointeraktif.com/hg/saham/2013/05/07/brk,20130507-478485,id.html