Jumat, 03 Mei 2013

Beranda » Terpopuler - IHSG Tertekan, Enam Saham Jadi Incaran

Terpopuler - IHSG Tertekan, Enam Saham Jadi Incaran

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Jumat (3/5/2013) diprediksi melemah terbatas seiring indeks yang sudah jenuh beli dan kinerja emiten besar yang kurang menggembirakan. Tapi, enam saham bisa jadi incaran.

Pada perdagangan Kamis (2/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 66,87 poin (1,32%) ke posisi 4.994,046. Intraday terendah 4.992,152 dan tertinggi 5.062,65. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.

Thendra Crisnanda, analis BNI Securities mengatakan, IHSG telah menembus support 5.027 kemarin. Sementara itu, resistance indeks berada di level 5.078. "Saya perkirakan, Jumat (3/4/2013) ini IHSG masih cenderung tertekan negatif," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (2/5/2013).

Tapi, lanjut dia, pelemahan IHSG akhir pekan ini berpeluang terbatas. Pelemahan dipicu oleh indeks sendiri yang sudah overbought (jenuh beli). Selain itu, saham-saham berkapitalisasi besar seperti ASII, banyak yang mencatatkan pertumbuhan di bawah ekspektasi. "Karena itu, sentimen menjadi negatif di pasar," ujarnya.

Belum lagi, kata Thendra, dengan ancaman penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan memicu inflasi dan kenaikan suku bunga. Pada akhirnya, akan berpengaruh negatif pada saham-saham perbankan. "Dalam jangka pendek, akan menjadi sentiment negatif ke pasar. Meskipun, untuk jangka panjang akan memberikan ekspektasi positif," tuturnya.

Lebih jauh Thendra menjelaskan, setelah IHSG bertenger di atas 5.000, skenario arah indeks berikutnya menjadi lebih moderat. "Sebab, kenaikan IHSG tidak sepenuhnya didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang sangat baik," tandas dia.

Penguatan indeks, lanjut dia, lebih didorong oleh tingkat likuiditas atau dana yang beredar di pasar yang sangat besar. "Karena, di negara asalnya seperti Eropa dan AS, data tersebut tidak terserap secara baik di sektor riil. Akibatnya, dana tersebut terbang sehingga terjadi capital outflow dan menjadi capital inflow bagi pasar Indonesia," papar Thendra.

Karena itu, lanjut dia, saat indeks dalam ketinggian seperti saat ini patut diwaspadai. Target IHSG di akhir tahun adalah 4.900. "Kita melihat kecenderungan arah IHSG adalah turun," tuturnya.

Atas dasar itu, kata dia, sebaiknya setiap kenaikan yang ada, direspons oleh pelaku pasar untuk lebih rasional. "Kita tetap melakukan transaksi. Sebab, ada saja saham-saham yang potensial naik terutama saham-saham di sektor properti. Hanya saja, pelaku pasar harus tetap selektif. Strateginya bukan investasi jangka panjang melainakan trading jangka pendek," timpal dia.

Secara fundamental, lanjut dia, Price to Earnings Ratio (PER) IHSG yang normal adalah di level 17-18 kali. Sekarang, PER IHSG sudah di level 18,82 kali dengan memfaktorkan kinerja keuangan emiten untuk kuartal I-2013. "Jadi, normalnya IHSG berada di level 4.800 secara fundamental," ucapnya.

Selain itu, Thendra melihat posisi IHSG saat ini dibandingkan Price to Earnings Growth (PEG) untuk menilai mahal tidaknya suatu indeks. "PEG yang normal di level 1 kali sedangkan IHSG di level 1,19 kali," tegas dia.

Di atas semua itu, Thendra merekomendasikan enam saham pilihan dengan banyak terfokus pada saham-saham di sektor properti. Saham-saham tersebut adalah PT Bukit Sentul (BKSL) dengan target Rp500; PT Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan target Rp2.800; PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) dengan target Rp400; dan PT Surya Semesta Internusa (SSIA) dengan target Rp2.220.

Di sektor consumer goods, direkomendasiakan PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) dengan target Rp1.500 dan di sektor perbankan, dia rekomendasikan saham PT Bank Bukopin (BBKP) dengan target harga Rp1.200. "Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut," tuturnya.

Pola trading yang bisa diterapkan adalah pola buy higher dan sell higher. "Harga sudah tinggi, kita beli dengan ekspektasi mengalami kenaikan yang lebih tinggi untuk jual. Tidak mesti nunggu di bawah. Untuk beberapa saham properti saya masih optimistis untuk menggunakan strategi hold untuk jangka panjang. Untuk properti, begitu tembus higher bisa beli," imbuhnya.


http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1985071/ihsg-tertekan-enam-saham-jadi-incaran