Sabtu, 20 April 2013

Beranda » Curahan Hati Ibu Tersangka Bom Boston  

Curahan Hati Ibu Tersangka Bom Boston  

TEMPO.CO, Jakarta - Kesedihan mendalam dialami Zubeidat Tsarnaeva, ibu dari Tamerlan dan Dzhokar Tsarnaev, dua tersangka pelaku bom Boston Marathon. "Aku kehilangan dua putra," kata Zubeidat sebagaimana dilansir situs ABC News, Minggu, 21 April 2013. (Baca: Terluka, Tersangka Bom Boston Tak Bisa Bicara)

Setelah Tamerlan terbunuh dalam pengejaran polisi, sang ibu mengaku takut Dzhokar yang tertangkap hidup-hidup akan menerima hukuman mati. Dalam wawancara yang penuh isak tangis melalui sambungan telepon, Zubeidat mengaku dia dan suaminya ingin pergi ke Amerika mengunjungi Dzhokar. Tapi dia khawatir tidak akan bisa melakukan itu. Sebab, dia kini adalah orang tua dari tersangka kasus terorisme.

Zubeidat mengulangi lagi pengakuan yang diungkapkan suaminya bahwa kasus yang menimpa anaknya "dibingkai" oleh pemerintah Amerika. Dia mengatakan, putra tertuanya, Tamerlan, 26 tahun, diinvestigasi dua tahun lalu oleh FBI hanya karena "dia mencintai Islam", padahal dia "tidak melakukan hal buruk apa pun".

FBI mengatakan dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat lalu bahwa pihaknya menginvestigasi Tamerlan pada 2011 atas permintaan pemerintah asing. FBI tidak mengungkap pemerintah asing mana yang meminta investigasi atas Tamerlan. (Baca: FBI Pernah Wawancarai Tersangka Bom Boston)

"Permintaan itu menyatakan bahwa itu didasarkan atas informasi bahwa Tamerlan adalah pengikut Islam radikal dan penganut yang kuat, dan dia berubah secara drastis sejak 2010 ketika dia bersiap meninggalkan Amerika untuk pergi ke sebuah negara dan bergabung dengan kelompok bawah tanah yang tidak diketahui," demikian pernyataan FBI.

Dalam merespons permintaan itu, FBI lalu menyisir database-nya dan mewawancarai Tamerlan dan anggota keluarganya. Hasilnya, FBI tidak menemukan bukti bahwa pria itu terkait dengan kelompok teror. FBI menyatakan, "FBI tidak menemukan aktivitas terorisme apa pun, baik domestik maupun luar negeri, dan hasil itu telah diberikan kepada pemerintah asing pada musim panas 2011. FBI diminta, tapi tidak menerima informasi tambahan atau spesifik dari pemerintah asing."

"Mereka semua takut pada Tamerlan," kata Zubeidat soal pemerintah Amerika. "Mereka ingin mengeliminasinya sebagai ancaman karena dia mencintai Islam. Selama lima tahun terakhir, mereka mengikutinya."

Kehilangan putra-putranya, kata Zubeidat, membuah ia lemah. Dia menggambarkan perasaan sakitnya, di mana dia harus memanggil ambulans setiap 2,5 jam. "Aku tidak tahu bagaimana hidup seperti ini," kata dia.

ABC NEWS | AMIRULLAH

Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan

Berita Lainnya:
Ibu Pelaku Bom Boston: Semua Ini Jebakan!
2 Mantan Presiden PKS Ziarah ke Makam Raden Patah
Generasi Penerus Preman Yogya
Ayah Pelaku Bom Boston: Katakan Semua ke Polisi
Gun Jack, Legenda Preman dari Kampung Badran


http://www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2013/04/21/brk,20130421-474833,id.html