Sabtu, 13 April 2013

Beranda » Ini Dugaan Penyebab Kecelakaan Lion Air di Bali

Ini Dugaan Penyebab Kecelakaan Lion Air di Bali

TEMPO.CO , Jakarta:Jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-904 di kawasan sekitar Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali, kemarin, ditengarai terjadi akibat pesawat terlalu rendah saat mendekati landas pacu. Dalam dunia penerbangan, kondisi ini disebut "undershoot".

Lantaran terbang terlalu rendah, pesawat rute Bandung-Denpasar tersebut tak bisa mencapai landas pacu sehingga terperosok ke laut, hanya beberapa meter dari ujung landasan 090 Bandara Ngurah Rai. Meski ada dugaan pesawat terbang terlalu rendah, sebab pasti kecelakaan sampai saat ini sedang diteliti.

Salah seorang saksi mata, Supang, pengemudi truk yang menyaksikan jatuhnya Lion mengaku melihat detik-detik terceburnya pesawat. Dia melihat pesawat berusaha mendarat, gagal, lalu jatuh di laut. "Tidak terdengar ledakan atau kebakaran. Tapi ekor pesawat patah." Kegagalan mendarat ini juga dikatakan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait. "Saat hendak mendarat, tidak sampai di landasan," ujarnya.

Pesawat Lion Air berjenis Boeing 737-800 NR buatan 2012 itu gagal mendarat di Bandara Ngurah Rai, kemarin. "Pesawat crash, patah di bagian ekor, dan posisi ada di air," kata juru bicara PT Angkasa Pura I Cabang Ngurah Rai, Alfazah. Hingga tadi malam pesawat masih dalam proses evakuasi.

Pesawat dengan kapten pilot M. Ghozali ini membawa 101 penumpang, terdiri atas 95 orang dewasa, 5 anak, dan seorang bayi, plus tujuh awak. Tak ada korban jiwa, namun sedikitnya 50 penumpang yang terluka ringan dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Denpasar.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan dalam insiden seperti ini, kemungkinan besar penyebab kecelakaan karena dua faktor, yakni sistem kalibrasi dalam navigasi bermasalah atau kendala pilot. Atau perpaduan keduanya. "Kecil kemungkinan karena mesin, karena pesawat masih baru." Pihak Lion mengatakan, pesawat baru dibeli dan beroperasi Maret lalu.

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia  menegaskan, tidak ada masalah pada menara kontrol (Air Traffic Control/ATC) saat kecelakaan. "Semua normal, pantauan ATC baik-baik saja sebelum kejadian," kata Direktur Keselamatan dan Standar Penyelenggara Navigasi, Wisnu Darjono.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Tatang Kurniadi, meminta semua pihak tidak menduga-duga penyebab kecelakaan. "Jangan komentar dulu, tunggu saja hasil penyelidikan," ujarnya.

MARIA YUNIAR | BERNADETTE CHRISTINA | ANANDA PUTRI | BIMO WICAKSOSNO | PUSPITO HARGONO | BOBBY CHANDRA

Baca Tempo
Korban Cebongan Sempat Dapat SMS Peringatan
Ini Dua Kicauan Pertama SBY di Akun @SBYudhoyono
Nasi Goreng ala Chef SBY


Topik Terhangat
TEMPO:Sprindik KPK || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas


http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2013/04/14/brk,20130414-473263,id.html