Rabu, 19 Januari 2011

Beranda » Bukan HIV yang Membunuh Tapi TBC

Bukan HIV yang Membunuh Tapi TBC

HIV/AIDS tidak menyebabkan kematian, tetapi membuka peluang untuk berbagai infeksi penyerta. Dari berbagai jenis infeksi penyerta, yang paling banyak membunuh penderita HIV adalah TBC, pneumonia dan influenza.

Laporan terbaru dari badan statistik Afrika Selatan, TBC menyebabkan 7.500 kematian pada pengidap HIV atau hampir 50 persen selama tahun 2008. Peringkat berikutnya ditempati pneumonia dan influenza, yang menyebabkan 45.600 kematian pada tahun yang sama.


Meski wabah HIV/AIDS di Afrika Selatan diyakini telah mencapai puncak pada tahun 2006, kenaikan angka kematian pengidap HIV/AIDS kembali menunjukkan peningkatan pada tahun 2008. Peningkatannya tersebut cukup signifikan, dari 13.561 pada tahun 2007 menjadi 15.097 pada 2008.

Angka ini cukup tinggi dibandingkan angka kematian secara umum. Statistik mencatat angka kematian di negara ini mencapai 592.073 selama tahun 2008, sebagian besar karena sebab-sebab alami dan hanya 52.950 yang tidak alami misalnya karena sakit dan kecelakaan.

"Temuan ini didasarkan pada kematian yang tercatat oleh Kementeraian Dalam Negeri. Angka sebenarnya bisa lebih besar lagi," jelas Pali Lehohla dari Statistics South Africa, seperti dikutip dari Timeslive, Jumat (19/11/2010).

Bukan hal yang mengejutkan memang, sebab di negara ini TBC selalu menjadi penyebab terbanyak kematian pada pengidap HIV/AIDS. Statistik mencatat, infeksi TBC telah menduduki peringkat pertama sejak tahun 1997.

Meski dari masa ke masa kematian pengidap HIV/AIDS cukup tinggi, penyakit ini tidak pernah sekalipun dicatat sebagai penyebab kematian. Tanpa ada infeksi penyerta, HIV/AIDS sebenarnya tidak akan menyebabkan kematian.

Namun infeksi HIV bisa menyebabkan tubuh kehilangan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuka peluang masuknya berbagai infeksi penyerta termasuk TBC. Tanpa ada sistem kekebalan tubuh, infeksi sekecil apapun akan mudah menyebabkan kematian.

Penularan HIV

Ketika seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang.
Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.

Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:

1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
2. Batuk kering
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
4. Kelelahan
5. Diare yang lebih dari seminggu
6. Kehilangan memori
7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.


HIV disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian menggunakan jarum suntik.

HIV menular melalui:

1. Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus
2. Transfusi darah
3. Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan
4. Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

www.orde-baru.blogspot.com