Jumat, 21 Januari 2011

Beranda » Peluang Berjodol Lewat Buku Bacaan yang Sama

Peluang Berjodol Lewat Buku Bacaan yang Sama

Sebuah ungkapan mengatakan, Anda tidak boleh menilai buku dari sampulnya. Namun, ada satu keyakinan bahwa memilih teman kencan yang baik lewat buku yang ia baca.

Menjodohkan orang-orang yang mencari kekasih sesuai selera mereka terhadap buku bacaan. Situs tersebut pernah melakukannya pada 4.000 pengguna, terutama di usia 20-an dan 30-an sejak situs diluncurkan pada Juli 2010.


Memfasilitasi perjodohan dengan memberitahukan pengguna ketika pengguna lain menambahkan sebuah buku dengan judul atau genre yang sama.

Pengelola situs mengumpamakan perjodohan online seperti ketika Anda melihat rak buku seseorang untuk pertama kalinya sambil si dia tersenyum atau membukakan pintu untuk Anda. Ini menjadi momen penuh romantisme bagi banyak orang ketika berkencan.

"Situs kami sedang mencoba untuk menghadirkan momen tersebut dalam dunia maya,"

Perjodohan online di alikewise.com seperti dialami Cina Ma (25), konsultan manajemen di New York City. Ma sendiri mengaku gemar membaca biografi seperti Abraham Lincoln, Frank Sinatra, dan Ben Franklin.

"Kami (ia dan teman kencannya-red) bicara soal 'The Alchemist,' buku yang sama-sama kami sukai, dan buku itu memancing percakapan lainnya,"

Situs kencan lain, seperti Zoosk.com, yang dilaporkan memiliki 50 juta pengguna di seluruh dunia, juga sempat menerapkan metode perjodohan lewat kesamaan selera buku, musik, dan film.

Dalam survei kepada anggotanya, 57 persen pengguna Zoosk.com mengatakan, cukup menggairahkan jika seseorang menyukai buku yang sama seperti diri mereka.

"Survei ini mengonfirmasi hipotesis awal kami bahwa buku adalah topik menarik untuk memulai percakapan,"

Apa kata profesional

Lantas, apakah selera buku benar-benar bisa menjadi ukuran kecocokan seseorang dengan orang lain? Dennis Palumbo, psikoterapis dan penulis novel Image Mirror, percaya bahwa orang berusia 20-an dan 30-an sangat besar kebutuhannya untuk saling berbagi, salah satunya terbukti dengan meningkatnya jumlah situs kencan.

"Seiring dengan bertambahnya usia, kita ingin tipe pria yang menyayangi dan peduli dengan apa yang kita rasakan. Tapi, bukan harus seseorang yang telah membaca The Trilogy Cornish, misalnya,"

Meski Palumbo berpikir ada faktor spesifik tertentu saat seseorang memilih teman kencan, ia tetap simpatik pada orang yang mencari pasangan lewat sastra.

"Klien saya mengatakan kepada saya, 'Apa yang akan saya lakukan jika si dia tidak suka membaca?’ atau ‘Selera buku bacaan kami berbeda.’ Ini tentu menjadi perhatian besar,"

www.orde-baru.blogspot.com