Sabtu, 15 Januari 2011

Beranda » Lebih Kosentrasi dengan Ruang Belajar Sendiri

Lebih Kosentrasi dengan Ruang Belajar Sendiri

Manghadirkan ruang belajar anak di dalam rumah sangatlah penting. Ruang tersebut bisa menentukan konsentrasi si buah hati dalam menguasai suatu hal, sekaligus digunakan sebagai tempatnya berpikir dengan tenang dan jernih.

Memiliki anak dengan segudang aktivitas bisa menjadi hal yang membanggakan bagi Anda sebagai orang tua. Apalagi di selasela aktivitas si kecil terselip sebuah penghargaan dan piala yang dia dapat karena berprestasi. Untuk itu, sangat wajar rasanya bila Anda memfasilitasi anak sebuah ruang belajar. Ruang belajar tersebut selain berfungsi sebagai tempat aktivitasnya setelah jam pulang sekolah, juga bisa dimanfaatkan si anak untuk lebih mengeksplorasi kegiatannya.

Arsitek Yos Villys Yoenan mengatakan, sangat penting untuk menghadirkan ruang belajar di dalam rumah. Sebab, ruang belajar amat menentukan konsentrasi anak dalam menguasai suatu hal. Selain itu, ruang belajar juga digunakan sebagai area tempat sang anak berpikir dengan tenang dan jernih mengenai permasalahan pelajaran yang dia hadapi. Malah cara ini juga bisa sangat menentukan masa depannya.

”Seperti orang dewasa bila ingin membuat keputusan penting, harus tenang terlebih dahulu, jauh dari kebisingan, berpikir, lalu memutuskan solusi yang terbaik. Anak pun demikian bila ingin belajar dengan tenang. Belajar bagi saya seperti layaknya bekerja, sama-sama mendapatkan pelajaran baru, permasalahan baru, dan solusi untuk kelanjutan,”

Namun, lanjut Yos, persoalan yang sering terjadi adalah keterbatasan ruangan di dalam rumah. Tidak heran, ruang belajar jadi kerap disatukan dengan kamar tidur anak.
Hal ini tidak menjadi masalah asal area belajar dan ruang tidur itu tetap memiliki syarat-syarat tertentu. Anak juga akan semakin kreatif jika ditunjang dengan konsep ruang dan perabotan yang memadainya. Lantas, bagaimana menata ruang belajar yang sesuai dengan idaman si anak?

Dalam mendesain ruang belajar, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah, tentukan terlebih dahulu posisi dalam suatu denah rumah yang bisa mendapatkan pencahayaan alami, sirkulasi udara yang baik, dan jauh dari kebisingan. Sebab, yang paling penting untuk desain ruang belajar adalah terbentuknya sebuah kenyamanan bagi si penghuni. Nyaman dalam arti, ruang belajar itu memiliki sirkulasi udara yang cukup baik. Sebab, ruangan yang terlalu sedikit oksigennya bisa membuat mata dan pikiran manusia lesu alias mengantuk. Selain itu, pencahayaan alami yang masuk ke ruangan biasanya dapat membuat sang anak membaca secara jelas.

”Tentu semua hal itu harus didukung dengan pewarnaan cat dinding yang nyaman di mata seperti biru muda, hijau muda, dan krem,”

Hindari memilih warna yang terlalu memantulkan cahaya yang bisa membuat mata lelah, semisal warna emas atau warna lain. Saran Yos, pilihlah warna biru muda atau hijau muda yang sejuk di mata agar pantulan cahaya lampu juga terasa enak di indra penglihatan. Jika ruangannya sempit, Anda bisa memilih cat yang terang dan muda. Bila ingin membuat plafon kelihatan tinggi, maka warna plafon harus lebih muda daripada warna tembok.

Sementara bila Anda ingin menambahkan elemen pendukung seperti air conditioner (AC), sebaiknya letaknya berada di tempat yang tidak mengenai si pemakai secara frontal. Biasanya letaknya berada di atas tembok yang tidak mengganggu area jalan pemakai.

Langkah selanjutnya, tentukan letak meja, lemari, dan furnitur lain yang diperlukan di dalam ruangan. Lalu tentukan letak stop kontak, TV, dan outlet lain yang tepat untuk letak meja dan alat elektrik lain. Pastikan letak lampu jangan berhadapan dengan kita. Apalagi letak lampu tersebut malah tidak menerangi layar komputer atau buku yang sedang kita atau si anak baca.

Mengenai ukuran minimal sebuah ruang belajar, Yos mengungkapkan, sebenarnya tidak pernah ada ketentuan yang pasti. Semua bergantung pada keinginan si pemakai. Bila anak Anda merasa belajar harus sambil menonton televisi dan hal tersebut membuat dia lebih nyaman, maka ruangannya harus diperbesar agar bisa mendapatkan jarak ideal mata untuk menonton. Bila si pemakai merasa harus ada radio tape di dalam kamarnya, maka mungkin juga bisa diperbesar lagi.

Namun menurut arsitek dari PT Serafindo Graha Kreasi itu, ruang belajar yang hanya memiliki ukuran 2,5x3,5 meter persegi pun sudah bisa dipenuhi 1 meja komputer, 1 meja belajar ukuran standar 120 cm, dan 1 lemari buku. Itu saja masih tersisa area gerak di tengah ruangan untuk melakukan aktivitas lain

www.orde-baru.blogspot.com