Rabu, 19 Januari 2011

Beranda » Hunian Ceria Sambut Natal

Hunian Ceria Sambut Natal

Pohon cemara berikut lampu kerlap-kerlipnya seolah menjadi identitas perayaan Natal nan ceria. Suasana lebih ceria di hari besar itu akan tercipta bila didukung penataan rumah yang sedikit berbeda dari biasanya.

Menjelang Natal, sejumlah orang sengaja mengubah tampilan rumah mereka agar tampak lebih berbeda dan menarik. Salah satu cara dominan atau yang pasti dilakukan adalah dengan menghadirkan pohon Natal. Selain itu, suasana keceriaan juga senantiasa ingin diciptakan di tiap ruang.


Arsitek Andry Hermawan menyatakan, ada beberapa ruang yang paling utama untuk dibenahi, di antaranya ruang tamu.Prinsip di ruang tersebut adalah kumpulkumpul dan senang-senang. Jadi, yang perlu diperhatikan yakni suasana yang ingin dibentuk.

”Suasana Natal itu kan meriah. Jadi, suasana yang ada di dalam ruangan tersebutlah yang harus diangkat. Lazimnya konsep dibuat berbeda dari biasanya, terutama dari sisi lighting. Lighting di ruang tamu lebih meriah dan terang,” 

Terang di sini bermakna Natal yang meriah, tapi juga hangat. Untuk itu, nuansa yang dibentuk semestinya memiliki prinsip serupa, yakni suasana cozy dan hangat. Caranya dengan memilih cahaya yang indirect.

”Sementara direct light-nya bisa diambil dari Christmas tree. Jadi, suasananya terang tapi hangat,” 


Selain lighting, untuk menciptakan nuansa Christmas di dalam rumah, yang penting untuk Anda hadirkan adalah aksesori Natal. Ambil contoh daun-daun cemara yang dapat Anda bentuk menjadi salah satu aksesori seperti pohon berbentuk lingkaran yang biasanya dipajang di depan pintu. Selain itu, audio visual atau efek yang ditimbulkan dari pohon Natal. Misalnya efek salju yang bisa diciptakan dari kapas atau foam.

”Jangan lupa perhatikan karakter atau sifat ruangannya. Sebab, tidak harus semua ruang Anda desain dengan dominan Natal. Ada kalanya ruang-ruang tertentu yang bersifat privat seperti kamar tidur, tidak perlu dominan. Cukup letakkan beberapa aksen pada bagian headboard, suasana Natal sudah bisa tercipta,” 


Sementara untuk kategori ruang publik, ujar Andry, bergantung pada konsep yang ingin dibangun. Sebab, Andry menyatakan, bisa saja semua yang ada di rumah dijadikan aksen sehingga ruang menjadi meriah. Perhatikan pula dimensi ruangnya. Bila luas ruangan terbatas, konsep lesehan bisa diterapkan guna menampung banyak orang. Meski demikian, tetap perhatikan orang yang datang.

”Contohnya orangtua. Ada kalanya orang tua atau eyang tidak cocok dengan konsep lesehan sehingga perlu diperhatikan ketinggian kursi serta tingkat kenyamanannya,” 

Perhatikan pula sistem penempatan aksesori. Bila di foyer, sebaiknya letakkan pada posisi center ruangan. 

”Jadi, saat orang datang pertama kali langsung mengetahui ‘oh sedang merayakan’. Misalnya letakkan pohon Natal di tengah ruang foyer. Atau contoh lain, letakkan meja panjang lalu bagian atasnya bisa diletakkan beberapa ornamen Natal,”


Sementara ruang-ruang lain selain ruang tamu, biasanya aksesori akan bagus diletakkan di sudut ruangan. Sebab, umumnya kalau sedang melakukan perayaan banyak sudut ruang menjadi ”mati”.

Khusus ruang makan dan dapur, sebaiknya konsepnya dibuat jadi satu dengan konsep standing atau prasmanan. Selain interaksinya tercipta, konsep ini juga lebih mudah diterapkan, apalagi untuk lahan yang terbatas. Kalau pun ingin meletakkan sofa, pilih yang nyaman. Sementara untuk memilih mejanya, perhatikan jenis makanan dan berapa orang yang diundang. Hal ini bakal menentukan berapa besar meja yang dibutuhkan. Alternatifnya, bisa menggunakan meja minibar sebagai tempat makanan.

www.orde-baru.blogspot.com