Jumat, 21 Januari 2011

Beranda » Desain Aman Untuk Kamar Bayi

Desain Aman Untuk Kamar Bayi

Desain kamar bayi tidak boleh sekadar cantik secara visual, juga harus aman dan nyaman. Sebab, kamar itu pula yang kelak akan membentuk pribadi si anak.

Menanti kehadiran buah hati yang sebentar lagi lahir ke dunia merupakan saat-saat paling menyenangkan bagi Anda dan keluarga. Selain itu, merancang kamar yang akan dipakainya juga bisa menjadi kegiatan yang paling mengasyikkan.

Berbagai bentuk ornamen cantik dan lucu seolah menjadi bentuk suka cita dalam menyambut kehadiran anggota baru di rumah. Meski demikian, faktor kenyamanan dan keamanan menjadi salah satu faktor penting dalam mendesain kamar bayi.

ArsitekYos VillysYoenan mengatakan, kamar bayi yang aman adalah yang diletakkan di daerah yang tenang dan tidak bising. Berkaitan dengan hal itu, tentu segala elemen pendukung, seperti furnitur dan aksesorinya, mesti berprinsip serupa. Dalam arti, pilihlah yang tidak berujung tajam, menggunakan cat yang bebas toksin dan tidak mengandung senyawa aromatik berlebihan, serta tidak mengandung unsur logam.

Sementara, kenyamanan maksudnya, si bayi dapat merasakan nyaman karena setiap elemen pendukungnya dan lokasi yang dipilih tidak membuatnya terganggu. Semua itu bisa dilakukan bila Anda mengatur dan mendesain kamar secara baik dan benar.

Beberapa hal yang bisa Anda jadikan acuan untuk konsep kamar bayi, antara lain, yang pertama, rencanakan jangka waktu pelaksanaan pembangunan kamar bayi. Jangka waktu yang baik adalah tiga sampai enam bulan sebelum ditempati oleh si bayi. Setelah itu, tentukan posisi dan letaknya.

“Posisi dan letak kamar bayi yang baik adalah menghadap ke timur supaya mendapatkan pencahayaan yang alami. Sementara, untuk letaknya, pastikan kamar jauh dari kebisingan lalu lintas dan polusi jika rumah tepat berada di pinggir jalan,”

Menentukan furnitur adalah langkah selanjutnya. Yos menuturkan, rencanakan furnitur apa saja yang perlu diletakkan di dalam kamar bayi. Minimal harus memiliki meja ganti dan boks bayi. Selanjutnya mungkin bisa meletakkan lemari baju bayi, lemari mainan, dan ranjang jaga-jaga untuk si ibu.

Perencanaan ini bertujuan mempersiapkan dan mengetahui seberapa luas ruang yang dibutuhkan untuk kamar bayi. Adapun luas yang pas untuk kamar bayi yaitu 2 x 2 meter persegi.

“Dari minimal luas lahan tersebut, Anda sudah dapat meletakkan satu meja ganti (changing station), satu boks bayi, dan satu ranjang,”

Sementara, jika ingin menambahkan ranjang untuk si ibu di dalam ruang tidur bayi, luas lahan minimal yang dibutuhkan adalah 2,5 x 2,5 meter persegi. Hal lain yang tidak kalah penting adalah menentukan warna interior dinding, lantai, dan furnitur.

Sebaiknya gunakan warna-warna soft, ceria, dan nyaman. Catnya tentu yang bebas dari toksin. Misalnya untuk efek dan kesan, warna biru muda bisa membuat suasana jadi lebih tenang. Atau warna hijau membuat suasana jadi lebih sejuk, segar, dan alami.

Lebih kreatif lagi jika Anda mengaplikasikan wallpaperdengan bentuk dan tema-tema tertentu, bukan tidak mungkin kamar jadi lebih menarik.

“Hindari memakai warna yang gelap karena bayi berumur enam bulan ke bawah memiliki penglihatan hitam putih sehingga bila dipilih warna gelap bakal menyebabkan si bayi selalu melihat sesuatu yang suram,”

Sementara untuk lantainya, Yos menyarankan, jauhkan dari karpet. Karpet bisa menyimpan debu. Lebih baik menggunakan parquet atau bahan kayu-kayuan sebagai penutup lantai sehingga kamar berkesan homy, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin bila diinjak kaki.

Alternatif lain, Anda bisa gunakan bahan vinyl laminate yang terbuat dari bahan sintesis. Bila diinjak kaki lebih empuk. Mungkin saja bisa bermanfaat bila si bayi mulai tumbuh besar dan ingin belajar merangkak. Satu hal lagi, Yos menyebutkan, rancang posisi lampu yang cukup untuk menerangi kamar bayi.

Menurut dia, bayi sangat sensitif terhadap cahaya. Untuk itu, jauhkan cahaya yang terlalu berlebihan, seperti cahaya ultraviolet matahari karena bisa mengganggu penglihatan si bayi. Carilah warna cahaya putih, tetapi terangnya tidak berlebihan, atau warna kuning cahaya matahari pada pagi hari.

Untuk posisi sumber cahaya lampu, misalnya bohlam, Yos menyarankan jangan sampai terlalu dekat dengan mata bayi. Bila perlu gunakan lampu nakas yang bisa diletakkan di ujung ruangan, atau bohlam lampu yang terpasang di plafon, tetapi tidak frontal langsung ke mata bayi.

“Jangan lupa jauhkan stop kontak dari bayi dan kalau perlu gunakan stop kontak yang memiliki penutup,”

www.orde-baru.blogspot.com