Selasa, 18 Januari 2011

Beranda » Demam Palet Pink di Dunia Mode

Demam Palet Pink di Dunia Mode

Tren warna busana 2011 memang mengusung palet cerah sepanjang tahun. Namun, yang menjadi garis tren utama adalah palet pink kemerahan alias honeysuckle sebagai tone utama yang akan banyak mendominasi mode dalam berbagai gaya.

Para pakar mode dunia setuju bahwa pada 2011 warna cerah tidak lagi hanya digunakan saat musim semi, melainkan menjadi palet yang wajib ada hingga tahun berakhir. Lihat saja panggung-panggung desainer terkemuka di pekan mode internasional.


Hampir seluruhnya tampil atraktif dengan menyuguhkan palet ceria dalam berbagai nuansa, mulai citra feminin dengan motif floral hingga yang bergaya retro dalam balutan warna elektrik khas tahun 1970-an.

Namun, bila ditarik satu garis lurus dari satu pergelaran ke pergelaran lainnya, terdapat beberapa warna yang menjadi garis tren utama. Bila kuning pernah mencuat pada 2009 dan turquoise menjadi primadona pada 2010, maka awal tahun ini warna yang memegang peranan penting adalah tone pink kemerahan hingga fuschia, atau yang disebut Pantone Inc— perusahaan penentu tren warna global—, sebagai warna honeysuckle.

“Warna pink kemerahan merefleksikan karakter ceria dan menimbulkan semangat saat kita melihatnya,”

“Pada 2010 orang-orang masih menginginkan sesuatu yang memberi mereka perasaan tenang untuk menjauh dari chaos publik setelah gempuran krisis ekonomi,”

“Pada 2011 mereka sudah siap untuk menerima sesuatu yang lebih segar dan ceria, sesuatu yang akan membuat mereka kembali bersemangat,” imbuhnya.

Para desainer setuju bahwa warna honeysuckle tersebut tidak hanya memberikan sentuhan manis pada busana, juga akan tampak bagus saat dipadankan dengan warna-warna gelap juga netral. James Mischka, salah satu dari duo desainer untuk label Badgley Mischka mengatakan, honeysuckle akan menjadi warna yang sangat tepat untuk musim semi dan musim panas.

“Pink kemerahan adalah warna yang bisa menunjukkan semangat musim semi. Hebatnya lagi, warna tersebut sesuai dengan semua warna kulit,”

“Warna tersebut juga lintas usia dan gaya. Jadi, siapa pun bisa mengenakan tone tersebut di berbagai kesempatan,”

Seperti halnya warna lainnya, koleksi pink ini pun tampil dalam beragam rasa. Baik hadir solo dalam kemasan single tone maupun terlihat semarak dengan teknik polikromatik. Panggung mode dari Eropa hingga Asia pun terkena demam pink spring, terbukti dengan hadirnya palet feminin ini di banyak koleksi desainer.

Eropa diwakili label kawakan Burberry. Di tangan Christopher Bailey, sang direktur kreatif, pink tidak lagi tampil konservatif, melainkan hadir kontemporer dalam kemasan gaun lengkap dengan mantel panjang. Sebagai aksen, Bailey menghadirkan ikat pinggang logam yang melilit manis, senada dengan aksesori gelang bertumpuk dan clutch.

Di panggung yang sama, rumah mode Gucci menawarkan gaun bergaya greecian dengan draperi sebagai aksen utama. Berbeda dengan Burberry yang lebih memilih tone solid, Frida Giannini justru menghadirkan citra yang lebih lembut dan rapuh lewat penggunaan warna pudar. Adapun Karl Lagerfeld menawarkan nuansa pinkyang lebih feminin lewat penggunaan motif floral berlatar belakang putih.
Secara keseluruhan, rancangan desainer asal Jerman ini untuk lini pribadinya terlihat lebih manis, simpel, sekaligus ringan dibandingkan koleksinya untuk Chanel.

Di panggung Madrid, Kira Fernandez mempersembahkan nuansa pink yang lebih elegan. Hal itu tertuang dari garis rancangan klasik dan aplikasi ornamen dekoratif dalam warna emas. Sentuhan Timur Tengah pun hadir dalam besutan Fernandez, terlihat dari bentukan celana jodhpur yang disamarkan melalui aksen draperi dan volume. Menyeberang ke Asia, Hong Kong Fashion Weekpun menawarkan berbagai varian warna feminin ini. Label yang mengusung gaya urban, MAAZ by Aza Hema, menghadirkan pink lewat paduan tube top berdetail etnik bersama celana pipa berpinggang rendah. Lain lagi dengan Nio Lam yang menyuguhkan pink dalam bentuk stocking dan detail ruffles di atas setelan berwarna biru gelap.

Desainer Hong Kong Peter Lau juga tidak ketinggalan mengaplikasikan warna permen ini dalam koleksinya. Lau menawarkan citra kasual feminin melalui bentukan cropped bolero, terusan mini bermotif floral, dan kaus kaki panjang. Tampilan feminin dipertegas Lau dengan permainan aksen balon dan koleksi rajut yang anggun memeluk tubuh.

Citra sportif dari pink ditawarkan desainer Spanyol Ruiz de la Prada. Dengan kombinasi warna terang lainnya, seperti oranye, hijau limau, biru, dan kuning, Ruiz sukses menghadirkan kesan dinamis sekaligus seksi, tanpa terkesan monoton. Kendati hadir dalam berbagai nuansa berbeda, pink tetap tampil manis dan girly, seperti yang disajikan label Tif & Tiffy di catwalk Tokyo. Dalam material rajut, pink justru terlihat lebih lembut dan berkesan feminin.

Indonesia pun tidak ketinggalan mengadaptasi nuansa warna manis ini sebagai garis tren 2011. Desainer senior Indonesia Poppy Dharsono mengatakan, palet pink merupakan warna yang akan banyak dipakai sepanjang tahun.

“Perkembangan mode terus beragam di Indonesia, semuanya hadir dalam tren yang berbeda dan unik. Salah satunya dari segi warna cerah yang akan banyak hadir pada tahun 2011,”

www.orde-baru.blogspot.com