TEMPO.CO, Jakarta - Rizki, bayi malang berumur 21 hari lahir lahir tanpa anus atau atresia, sehingga dia kesulitan buang air besar. Dokter pun harus membuat lubang anus buatan di bagian perutnya. Ironisnya, Keluarga Rizki orang miskin, sehingga butuh biaya besar untuk mengoperasinya.
Rizki yang merupakan buah hati kelima dari pasangan Klemens Lakahena dan Rince Tefa ini sementara ini diinapkan sementara di keluarganya bersama kedua orang tuanya untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanes Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rumah tempat Rizki menginap adalah milik kakak dari ayahnya, Petrus Lakahena, namun rumah tersebut juga tumpangan. Sedangkan, ayah dan ibu Rizki bersal dari Atambua, Kabupaten Belu yang berjarak 350 kilometer (km) dari ibu kota provinsi NTT itu.
Ayah Rizki hanya seorang tukang las di sebuah perusahaan travel di Kupang, dengan penghasilan yang kecil, sehingga tidak bisa merawat anaknya di rumah sakit. Rizki dirawat orang tuanya di kediaman kakak Klemens di Kelurahan RT 24, RW 09 Kelurahan Naikolan, Kota Kupang.
"Kami tidak punya biaya untuk operasi yang harus dilakukan di pulau Jawa. Jadi kami merawatnya di rumah saja," kata Rince Tefa, ibu Rizki.
Dia mengaku tidak merasakan keanehan atau gangguan saat kehamilannya, sehingga tak menyangka anaknya harus lahir dengan kelainan, tanpa anus. "Dia (Rizki) berbeda dengan empat kakaknya yang lain yang lahir normal," katanya.
Rona kesedihan pun nampak jelas dari raut wajah Rince. Namun, kesedihan itu bukan karena kelainan anaknya, tapi memikirkan biaya yang akan dikeluarkan untuk operasi anaknya. Karena suaminya, Klemens hanya seorang tukang las.
Menurut dia, saat dilahirkan dan diketahui Rizki tak miliki anus, dokter di RSUD Atambua pun merujuk Rizki untuk menjalani perawatan di RSUD Johanes Kupang, karena keterbatasan alat dan tenaga medis. "RSUD Atambua rujuk Rizki ke RSUD Kupang untuk dirawat," katanya.
Klemens, ayah Rizki mengaku tak berdaya dan pasrah, karena dirinya hanya seorang tukang las yang penghasilannya hanya cukup untuk makan seharian. Karena itu, dia berharap ada pihaknya yang mau membantu dirinya untuk operasi anaknya. "Saya pasrah saja pak, tapi kalau ada yang membantu, saya bersyukur sekali," katanya.
Secara medis kelainan ini disebut atresia ani atau kelainan congenital anus. Dimana, anus tak miliki lubang untuk mengeluarkan feces, karena gangguan pemisahan kloaka.
YOHANES SEO
Topik Terhangat:
Teroris| E-KTP |Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah| Perbudakan Buruh
Berita Lainnya:
Pengamat Hukum: PKS Tidak Salah
Kisah Buruh Panci yang Kabur dan Ditangkap Tentara
Angkringan Tak Sehat Sumber Penularan Hepatitis A
Ratusan Penumpang Citilink Mengamuk di Adisutjipto
Polisi Takut Tangkap Anggota TNI Beking Bos Panci
Ahmad Fathanah Minta Sefti Tak Meninggalkannya
Perumahan Petinggi PKS di Condet Tertutup Rapat
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2013/05/13/brk,20130513-479850,id.html