Selasa, 16 April 2013

Beranda » Impor Daging Prime Cut Ditambah

Impor Daging Prime Cut Ditambah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk menambah impor daging jenis prime cut (has dalam, has luar, dan lamusir). Langkah ini dianggap sebagai solusi untuk menekan harga daging sapi, yang masih melambung pada posisi rata-rata Rp 91 ribu per kilogram, agar kembali ke posisi Rp 75-76 ribu per kilogram.

"Atas analisis dan laporan di lapangan, rupanya ada peningkatan demand seiring peningkatan middle class, sehingga perlu tambahan pasokan daging, terutama jenis prime cut," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam konferensi pers seusai Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Pangan di kantornya, Rabu, 17 April 2013.

Hatta menjelaskan, penambahan impor daging jenis prime cut tersebut nantinya tidak perlu menggunakan mekanisme kuota. "Tapi keterbukaan," ujarnya. Hanya, tetap diperlukan pengendalian di lapangan, baik dari Balai Besar Karantina maupun Bea Cukai.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menambahkan, risiko merembesnya daging impor jenis prime cut dengan mekanisme impor berdasarkan keterbukaan ini cenderung kecil. Sebab, dengan harga yang cenderung tinggi, daging jenis prime cut ini tidak dikonsumsi oleh masyarakat biasa. "Saya rasa risikonya bisa dijaga karena yang di bawah (konsumen bukan industri) tidak akan mampu menjangkau harga-harga yang tinggi jika merembes ke pasar-pasar becek," ujar Gita.

Kendati demikian, ia menegaskan agar pengawasan atas implementasi impor daging ini tetap dilakukan. Jadi, kalau sudah diberi izin atas tipe-tipe tertentu tapi realisasinya bukan tipe tersebut, ada sanksinya. "Nanti kami akan duduk dengan Kementerian Pertanian dan kawan-kawan di Bea Cukai."

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, belum ada kesepakatan berapa kuota untuk tambahan impor jenis ini. "Itu (kuota) fleksibel saja sesuai kebutuhan, yang penting prinsipnya impor itu untuk menutup kekurangan," ujarnya. Hanya, untuk pengendalian impor daging jenis ini, bisa menggunakan instrumen tarif. "Ini setidaknya untuk mencegah distorsi ke pasar-pasar tradisional atau ke peternak."

AYU PRIMA SANDI

Berita Lainnya:
Yenny Wahid Tolak Gabung ke Demokrat
KPK Bakal Punya Penasihat Baru, Mereka Adalah...
Datang ke Percetakan Soal UN, M. Nuh Kecewa
Bom Boston, Begini Cerita dari Pemenang Maraton
Kronologi Bom Boston Marathon


http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2013/04/17/brk,20130417-473991,id.html