Sabtu, 22 Januari 2011

Beranda » Rokok Menthol Juga Mengandung Zat Adiktif

Rokok Menthol Juga Mengandung Zat Adiktif

Rokok mensasar usia muda sebagai segmennya. Tapibelakangan, ada rokok menthol yang diklaim lebih aman daripada jenis rokok lainnya. Benarkah?

Klaim manfaat kesehatan rokok menthol dibuat sejak 1950-an di mana gimmick pabrik rokok terus menggambarkan rokok menthol sebagai "menyegarkan" dan "menyejukkan". Sementara, penggunaan warna hijau pada kemasan rokok menthol diartikan sebagai sesuatu yang "alami" dan “menyehatkan”. Demikian menurut draft yang baru saja dirilis Komite Penasihat Food and Drug Administration (FDA).

"Analisa terhadap dokumen internal industri tembakau dan iklan pemasarannya memberikan klaim yang tidak beralasan bahwa rokok menthol akan memperbaiki kesehatan perokok,"

"Seiring waktu, iklan tersebut juga membuat pencitraaan bahwa rokok menthol lebih aman daripada rokok nonmenthol,

Para peneliti mengatakan, "Pesan iklan yang digunakan di masa lalu diperkuat dengan pesan pemasaran bahwa menthol adalah rokok yang 'halus' dan 'segar', secara implisit dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Padahal, upaya pemasaran tembakau di media massa telah dibatasi oleh undang-undang."

Adalah Tobacco Products Scientific Advisory Committee yang bertugas menentukan bagaimana pengaturan rokok menthol berdasarkan tinjauan ilmu pengetahuan. Bagian dari laporan yang telah mereka rilis sebelumnya menyimpulkan, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa rokok mentol lebih berbahaya bagi kesehatan daripada rokok lain, tetapi memang rokok ini cenderung menjadikan penikmatnya lebih adiktif karena aroma mint dan rasa tembakau yang lebih keras.

Rokok menthol menghaluskan larangan merokok

Belakangan, banyak organisasi antirokok berharap FDA akan melarang rokok menthol.

"Menthol harus dilarang dan kata-kata tersebut harus dicantumkan dalam undang-undang sebagai bagian dari perlindungan kesehatan masyarakat,"

"Kami berpikir ada dua dasar ilmiah utama. Salah satunya adalah hubungan antara merokok menthol dan inisiasi anak muda,”


“Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa semakin muda dan semakin baru seseorang kenal dengan rokok, maka semakin besar kemungkinan mereka merokok menthols. Alasan kedua, ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa mereka yang ingin berusaha menjadi perokok melakukannya lewat rokok nonmentol, tetapi pada akhirnya tidak berhasil,"

Salah satu taktik yang disarankan untuk membuat rokok kurang adiktif adalah melarang nikotin dalam rokok.

www.orde-baru.blogspot.com