Sabtu, 08 Januari 2011

Beranda » Kenapa Dulu Haid Dianggap Tabu ??

Kenapa Dulu Haid Dianggap Tabu ??

Wanita membutuhkan pembalut selama masa menstruasi. Dulu, wanita menggunakan kain untuk menyerap darah haid. Keadaan diperparah dengan anggapan bahwa haid merupakan sebuah tabu.

Pakaian, tas, perhiasan, ataupun sepatu dapat dikategorikan sebagai beberapa benda yang tidak dapat dipisahkan dari wanita. Barang-barang ini seperti memiliki magnet tersendiri yang selalu menarik perhatian wanita dan sering dianggap sebagai “sahabat” setia wanita.


Namun, sadarkah Anda bahwa masih ada satu barang yang tidak dapat dipisahkan dari wanita? Barang tersebut adalah pembalut. Yang lebih istimewa, pembalut merupakan satu-satunya barang yang hanya bisa dipakai oleh wanita.

Wanita membutuhkan pembalut karena secara biologis, setiap bulan wanita pasti mengalami masa menstruasi. Menstruasi dikenal juga dengan istilah haid atau datang bulan yang terjadi dikarenakan adanya perubahan fisiologis dalam tubuh wanita secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.

Menstruasi terjadi akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus sehingga terjadi perdarahan melalui Miss V. Menstruasi hanya dialami oleh wanita, biasanya ketika memasuki usia remaja sampai dengan masa menopause.

Wanita menggunakan pembalut untuk membantu menyerap darah yang keluar dari Miss V sehingga tidak menodai bagian tubuh sekitarnya serta pakaian yang dipakai. Pemakaian pembalut pun membantu wanita untuk tetap beraktivitas nyaman selama menstruasi.

Dahulu kala, sebelum dikenal pembalut sekali pakai seperti yang ada sekarang ini, wanita menggunakan kain yang dilipat dan menempelkannya pada Miss V dengan bantuan ikat pinggang khusus atau suspender supaya tidak terjatuh dan tetap nyaman dipakai saat beraktivitas.

Kain ini, menurut data perusahaan pembalut sekali pakai Kimberly Clark, biasanya akan langsung dicuci setelah dipakai sehingga dapat digunakan berulang kali. Bahan kain yang dipakai adalah jenis kain flanel yang dapat menyerap banyak cairan.

Pada awal abad ke-19, masa menstruasi merupakan masa paling tidak nyaman yang harus dilalui wanita setiap bulannya. Pemakaian pembalut kain yang tebal dan ikat pinggang juga menambah ketidaknyamanan tersebut.

Keadaan tersebut semakin diperparah dengan anggapan bahwa menstruasi merupakan sebuah hal tabu untuk dibicarakan. Sehingga, pengetahuan mengenai menstruasi dan pentingnya pembalut masih sangat minim pada saat itu.

Bahkan, para ibu tidak dapat menjelaskan dengan baik kepada anak perempuan mereka tentang menstruasi. Untuk menghindari timbulnya pembicaraan mengenai menstruasi, banyak wanita memilih untuk membuat pembalut kain untuk dipakai sendiri ataupun untuk anak perempuan mereka.

www.orde-baru.blogspot.com